SKANDAL PERWIRA POLDA SULSEL: Pintu Gerbang Penipuan Petani! Oknum Iptu Diduga Jual ‘Jaminan Seragam’ untuk Calo Rp 2 Juta, Kepercayaan Rakyat DIHANCURKAN

Share ke social media

​JURNALISTA.ID, MAKASSAR – Institusi Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan kini terancam terseret dalam pusaran skandal serius yang bisa menghancurkan sisa-sisa kepercayaan publik. Seorang perwira aktif, IPTU SA (Syarif Alim), diduga kuat telah menyalahgunakan pangkat dan seragamnya untuk menjadi ‘makelar’ kejahatan, menjebak seorang pemuda bernama Haerul dalam aksi penipuan minyak kebutuhan petani senilai Rp 2 Juta.

​Kasus ini bukan sekadar penipuan biasa, melainkan dugaan penyalahgunaan wewenang yang keji. Oknum aparat yang seharusnya menjadi pelindung rakyat, terutama petani kecil, kini dicurigai sebagai pembuka jalan bagi komplotan penipu.

​Oknum Perwira Diduga Jadi ‘Gembok Kepercayaan’ Palsu

​Haerul, korban, secara gamblang mengungkapkan bahwa ia hanya berani mentransfer uang Rp 2 juta kepada Amruh—pihak yang tidak dikenalnya—hanya karena ada ‘cap garansi’ dari Iptu Syarif Alim, perwira di Polda Sulsel.

​”Saya beli minyak ini untuk kebutuhan petani. Jumlahnya Rp 2 juta. Saya berani transfer karena ada rekomendasi dari oknum polisi, Iptu Syarif Alim, dari Polda Sulsel,” tutur Haerul dengan nada yang penuh amarah dan kekecewaan, Kamis (25 September 2025).

​Keterangan ini menguatkan dugaan bahwa Iptu Syarif Alim tidak sekadar memberi rekomendasi basa-basi. Ia diduga sengaja menjual jaminan seragamnya untuk membangun ‘kepercayaan’ palsu, sehingga korban yakin bahwa transaksi yang direkomendasikan oleh seorang penegak hukum adalah aman.

​Jerat Janji Kosong dan Tuntutan Ganda

​Ironisnya, setelah uang rakyat sebesar Rp 2 juta raib, minyak pesanan tak pernah berwujud. Upaya Haerul menagih ke Amruh hanya berujung pada janji-janji kosong yang tak ada kepastian, membiarkan korban terperosok dalam kerugian.

​”Saya kini merasa ditipu mentah-mentah, dan yang paling menyakitkan, saya merasa dijebak oleh sosok yang harusnya saya hormati sebagai penegak hukum,” tegas Haerul.

​Kasus ini menuntut pertanggungjawaban ganda: Pertama, dari penipu Amruh. Kedua, dan yang paling krusial, dari Iptu Syarif Alim.

​”Jika uang saya tidak dikembalikan dalam waktu dekat, saya akan segera membuat laporan resmi ke Polda Sulsel. Saya ingin kasus ini diusut tuntas, termasuk peran oknum aparat yang menjual pangkatnya dan membuat saya percaya,” ancam Haerul, menuntut Polda Sulsel untuk segera membersihkan instistusi dari dugaan “perwira bermasalah” yang berpotensi menjadi kanker dalam tubuh penegakan hukum.

​Publik menanti langkah cepat dan tanpa kompromi dari Kapolda Sulsel untuk mengusut tuntas dugaan keterlibatan Iptu Syarif Alim. Jangan sampai, karena ulah satu oknum, seluruh integritas Korps Bhayangkara dipertaruhkan.

(jurnalista/MAKASSAR – TIM INVESTIGASI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *